Kalimah Sang Satria

Di kala ku bersendiri,
Entah Mengapa senyuman tersisip di bibir,
Terkenangkan hari yang mendatang,
Sedangkan pagi baru menerbit.

Jikala pungguk rindukan bulan,
Aku pula resah menantikan sang mentari,
Menyambut kehadirannya bak laksmana purba,
Kemunculan sang pendekar mencabar jatidiri.

Kekuda disusun dengan tertib,
Tangan diangkat menjunjung ke langit,
Berkat sabar meniti hari,
Restu ibu jua tersemat di sanubari.

Jerih si suria mula terasa,
Perih dan payah menyiksa di jiwa,
Taktala si pendekar api mempamirkan taringnya,
Tangkas ku tepis segala menimpa.

Langkah demi langkah tapak ku hulur,
Ke hujung dunia ingin dituju,
Biar penat membasahi keringat,
Bukti azam yang kuat tersemat.

Tangis dan tawa menemani perjuangan,
Noktahnya bila, sukar untuk ku duga,
Namun ayunan kaki tetap ku perkuat,
Selagi masih ada ufuk merah nun jauh disana....

oleh Munawwir Khan Bin Yusoff Khan (06/02/2010)